BOGOR – Pemerintah
Provinsi Jawa Barat secara berkesinambungan gencar melakukan
promosi Bandara Kertajati.
Bandara Kertajati yang terletak di Majalengka diharapkan
menjadi harapan sekaligus menjadi masa depan perekonomian Jawa Barat.
Sejumlah kebijakan pun dilakukan, mulai dari dialihkannya sejumlah
penerbangan ke Bandara Kertajati hingga bakal difungsikan sebagai
tempat perawatan pesawat.
Namun di balik promosi yang gencar dilakukan, ada kekhawatiran yang
diungkapkan oleh Anggota DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya.
Asep mengaku khawatir dengan utang PT Bandara Internasional Jawa
Barat (PT BIJB) yang tak lain Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan
‘melahirkan‘ Bandara Kertajati.
"Yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya
utang piutang PT BIJB kepada para kreditur bisa turut terselesaikan lalu
Pemprov Jabar pun mendapatkan kelebihannya, jika saham di BIJB itu mau
dijual," ungkap Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Barat itu
saat dihubungi dari Bogor, Senin 5 April 2021.
Menurut legislator asal Kabupaten Bogor itu, Pemprov Jabar tak
mesti lagi andil dalam mengurusi Bandara Kertajati. Pasalnya, Pemprov
Jabar tidak memiliki kewenangan atas Bandara Kertajati sejak
terbitnya Undang-undang nomor 23/2014 tentang pemerintah daerah.
Maka, Asep menyarankan agar PT BIJB dijual ataupun dipailitkan
merujuk pada Undang-undang nomor 23/2014 yang menyatakan bahwa pengaturan,
pengendalian dan pengawasan kegiatan penerbangan sudah sepenuhnya menjadi
urusan pemerintah pusat.
"Bayangkan saja, untuk kebutuhan operasionalnya sudah kembang
kempis, bayar listrik pun susah gak mampu, tiba-tiba sekarang kewenangannya pun
dicabut, gimana mau bayar hutangnya," kata Asep dikutip Pikiran-Rakyat.com.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan
Kamil mengatakan selain dioperasikan untuk mengangkut penumpang dan kargo,
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka,
akan difungsikan untuk Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) atau perawatan
pesawat.
"Bandara Kertajati akan difokuskan juga pada MRO sehingga
semua pesawat bisa maintenance di sana. Kita tahu juga bisnis bandara itu tidak
hanya penumpang, ada juga kargo dan perawatan. Tadi dibahas agar Kertajati
bisnis juga pada nonpenumpang, kalau kargo sudah dimulai," kata Emil
sapaan akrabnya.
Emil menuturkan ada maskapai penerbangan internasional yang minat
membuka MRO di Bandara Internasional Kertajati dan hal itu sudah dilaporkan
kepada Presiden RI saat pihaknya menghadiri rapat terbatas di Jakarta.
"Juga saya laporkan ke Pak Presiden ada pihak penerbangan
internasional di Asia yang juga berminat membuka MRO maskapainya di
Kertajati," tuturnya.
Sumber: Pikiran Rakyat (6/4/2021)
0 Komentar