BANDUNG - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mendesak kebijakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyelenggarakan pemeriksaan cepat massal Covid-19 di beberapa stadion di Jabar, dikaji ulang.
DPRD menyoroti hal itu justru akan
berdampak lebih luas penyebaran penularan Covid-19 di kalangan masyarakat.
“Di DPRD juga kita resah dengan
model rapid
test massal di stadion, malah mengumpulkan banyak orang
di satu lokasi. Kan secara prinsip kita sudah mensosialisasikan social
distancing. Ketika yang sehat saja harus jaga jarak, ini malah
kemudian dikumpulkan dengan sedemikian banyak (orang) di stadion. Itu yang
justru kita semua di Komisi V DPRD juga khawatir. Mumpung belum dilaksanakan,
sebaiknya kebijakan ini dikaji ulang,” ungkap anggota Komisi V DPRD Jabar,
Asep Wahyuwijaya saat dikonfirmasi, Senin, 23 Maret 2020.
Dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan Ridwan Kamil ini, lanjut
Asep, Komisi V DPRD Jabar akan segera menindaklanjuti pernyataan gubernur tersebut
kepada Satuan Tugas Covid-19 di Provinsi Jawa Barat, terkait kekhawatiran
terjadi penyebaran Covid-19 pada saat dilakukannya rapid test di stadion.
Meski dalam teknisnya pemeriksaan
massal ini diatur semaksimal mungkin agar tidak terjadi kontak fisik secara
langsung sesama warga, namun hal itu dipastikan akan menimbulkan kewalahan,
baik bagi petugas medis maupun warga yang diperiksa, termasuk warga yang
menunggu untuk diperiksa.
“Kenapa tidak kemudian kita (Pemprov Jabar) mengirimkan barang (rapid
test) itu ke masing-masing daerah saja. Petugas medis ini
sebenarnya menunggu alat medisnya dan mereka bisa melakukan dengan sistem
pemeriksaan door to door, yakni petugas medis mendatangi
rumah warga, terutama warga yang ODP. Mungkin dengan cara itu akan lebih
efektif menekan penyebaran penularan,” kata Asep.
Jika persepsi pemeriksaan ini
melalui kumpulan massa, kata Asep, namun itu bukan sengaja dikumpulkan di satu
lokasi. Melainkan petugas medis turun ke jalan seperti halnya yang dilakukan di
Korea Selatan, ada mobil pemeriksaan yang bersiaga di beberapa titik. Warga
mendatangi mobil pemeriksaan itu yang tidak memakan konsentrasi kumpulan massa
terlalu banyak karena lokasi pemeriksaan yang tersebar.
Asep menilai, minimnya anggaran biaya tidak terduga (BTT) kedaruratan Pemprov Jabar, sehingga mendorong gubernur melakukan pemeriksaan cepat massal di stadion.
Asep menilai, minimnya anggaran biaya tidak terduga (BTT) kedaruratan Pemprov Jabar, sehingga mendorong gubernur melakukan pemeriksaan cepat massal di stadion.
“Kesiapan infrastruktur kesehatan
kita membutuhkan banyak hal untuk kebutuhan penanganan wabah pandemik seperti
saat ini. Anggarannya BTT Pemprov Jabar saja minim, hanya
disiapkan Rp 25 miliar. Pemprov Jabar juga sudah mulai kewalahan
dengan BTT-nya,” kata dia.
Selain itu, Asep juga menyoroti
mengenai kebijakan gubernur soal masker untuk warga yang
bisa diminta ke puskesmas. Berdasarkan informasi yang diperoleh Asep, bahkan
hingga saat ini puskesmas belum memperoleh kiriman masker dari
Pemprov Jabar.
Jika persepsi pemeriksaan ini
melalui kumpulan massa, kata Asep, namun itu bukan sengaja dikumpulkan di satu
lokasi. Melainkan petugas medis turun ke jalan seperti halnya yang dilakukan di
Korea Selatan, ada mobil pemeriksaan yang bersiaga di beberapa titik. Warga
mendatangi mobil pemeriksaan itu yang tidak memakan konsentrasi kumpulan massa
terlalu banyak karena lokasi pemeriksaan yang tersebar.
Asep menilai, minimnya anggaran biaya tidak terduga (BTT) kedaruratan Pemprov Jabar, sehingga mendorong gubernur melakukan pemeriksaan cepat massal di stadion.
Asep menilai, minimnya anggaran biaya tidak terduga (BTT) kedaruratan Pemprov Jabar, sehingga mendorong gubernur melakukan pemeriksaan cepat massal di stadion.
“Kesiapan infrastruktur kesehatan
kita membutuhkan banyak hal untuk kebutuhan penanganan wabah pandemik seperti
saat ini. Anggarannya BTT Pemprov Jabar saja minim, hanya
disiapkan Rp 25 miliar. Pemprov Jabar juga sudah mulai kewalahan
dengan BTT-nya,” kata dia.
Selain itu, Asep juga menyoroti
mengenai kebijakan gubernur soal masker untuk warga yang
bisa diminta ke puskesmas. Berdasarkan informasi yang diperoleh Asep, bahkan
hingga saat ini puskesmas belum memperoleh kiriman masker dari
Pemprov Jabar. (Sumber)
0 Komentar